Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Badai Nona Periang

       “Harusnya kamu tidak disini kan?” Fian bertanya. Syena mengerutkan keningnya, “Dimana maksud mu?” “Di tempat ini,” Syena berfikir sedikit keras, lalu ia menyadari bahwa memang seharusnya mereka tidak bertemu di tempat ini lagi, “Aku tidak tau Pian,” panggilan kesayangan yang tak akan pernah hilang walau Syena sudah tiada sekalipun. “Harusnya kamu belajar Syena. Kamu pernah berada dalam masa buruk mu disini.” “Aku tau Pian,” mereka mulai berdebat, “Tapi mau bagaimana lagi… aku butuh rasa sakit ini Pian, aku sepi kalau harus merasa senang tanpa kamu.” Fian terdiam, membiarkan Syena untuk berada di sampignya, mungkin ia juga merasa tenang? "Lalu bagaimana dengan mu?"  Fian menoleh ke arah Syena, "Aku? atau yang sedang mendampingiku?" tanya Fian balik. "Kamu tau betul siapa yang aku maksud Pian," jawabnya tanpa menghadap ke arah Fian.  "Andira dan aku baik-baik saja." Syena tersenyum, "Syukurlah."  "Berkatmu," lan

Postingan Terbaru

Hai, Dan! 2

I'm falling love

Semu

it's nice to be bad

butterfly boy

Mr. Prabu

Maru dan Nimas

Ayah Lagi.

Batas akhir, Bara

Selamat malam, Lean