Batas akhir, Bara

"Bara, setelah dipikir-pikir, aku memang bisa memaafkan mu, tapi Bara, untuk sekedar kembali ke pelukanmu lagi. Aku rasa sudah tidak bisa." 

"Kenapa Nara? Aku harus ngapain lagi supaya kamu percaya kalo aku sayang padamu?" 

"Aku tidak butuh bukti Bara, aku tau kamu menyayangi ku, tapi kamu sudah kalah." Dia menatap ku sayu, aku tidak menyangka akan melihat air mata pilu itu keluar dari mata cantik nya, terlebih itu karena ku. "Kamu sudah meninggalkan ku sendirian. Aku kesakitan, dan di saat rintihanku terdengar oleh orang lain, tanpa berpikir panjang orang itu langsung membantuku. Menutup luka walau hanya dengan gulungan kain dari sobekan bajunya. Dan setelah semua lukaku tertutup rapi, kamu datang Bara, mencoba untuk menutup luka yang sama ... it-itu membuatku sesak Bara." 
Kata-kata itu selalu terngiang di kepalaku.

Tanpa sadar saat mengingat semua itu, air mataku telah mengalir, menyesali setiap tindakan yang ku ambil tanpa berpikir panjang. "Maaf Nara, maaf karna aku selalu kecewain kamu, maaf karna aku selalu ketakutan saat melihatmu tidak bersama dengan ku, maaf karna aku yang selalu menghindari mu, dan membuat mu selalu berpikir bahwa aku tidak ingin memperjuangkan mu." Gumam ku lirih, mencoba untuk menatap kembali ponsel dengan wajah cantik dan senyum anggun seseorang yang sangat aku cintai. "Tapi Nara, aku sudah tidak tau lagi harus seperti apa. Aku nggak bisa biarin siapapun merebutmu dariku, tapi aku juga tidak bisa selalu berada disisimu."

Aku tetap berjalan, menyusuri koridor di dalam gedung berbau obat ini, tetap berjalan dengan pandangan kosong, tak ingin mengingat apapun, hanya ingin berjalan menunduk mengitu arah kaki ku. 

Pertemuan ku dengan Nara saat itu benar-benar tidak membuahkan hasil apapun, aku ingin mencobanya lagi tadi, tapi entah mengapa saat melihat Nara mengusap punggung Lean dengan sangat lembut, itu membuat hati ku benar-benar teriris, hingga niat yang tadinya ingin bertemu dengan Nara, harus lenyap karna rasa sakitku melihat semua itu. 

Saat aku terus berjalan terdengar suara seseorang seperti berteriak-teriak, memanggil-manggil seseorang dengan kasar, aku tidak menolehnya karna aku tidak ingin tau apa yang mereka teriaki. Hingga aku mendengar suara seseorang memanggil diriku kencang. 

"BARAAAA!" Aku menoleh terkejut, lalu mendapati Jessy sedang melihatku panik dan setelah aku melihat letak pandangan nya tiba-tiba. Gelap. 

~.~

Sorry to say nih, kayaknya episode Hai Bara yang ada di blog ini, terpaksa untuk di hentikan, karna Hai Bara bakal balik aku upload di wattpad. Tapi untuk yang di blog aku bakal bikin cerpen-cerpen baru kok, kalo ga males ya, tapi kalo males ya yaudah wkwk. 

Komentar

Postingan Populer