Silly Con, cp 2

Semuanya sudah dipersiapkan, hari ini adalah hari mereka memasuki sekolah mereka yang baru. Mereka turun dari mobil dan mulai memasuki kawasan sekolah. 

Lyona dengan menggunakan setelan seragam ber-skirt hitam dengan garis putih melingkar di ujung skirt-nya yang hanya seatas pangkal dengkul gadis itu dengan seragam berwarna putih dan juga dasi yang melingkarinya, Lyona menutupi seragamnya dengan menggunakan cardigan berwarna coklat, dengan sepatu hitam yang memang sudah menjadi ketentuan wajib bagi seluruh siswa sekolah, untuk mengenakan sepatu hitam dan juga kaus kaki putih panjang se betis untuk putri. 


(Seragam Sekolah)


(Lyona Outfit) 

Sedang Daisy tak jauh berbeda ia juga mengenakan cardigan dan sepatu hitam yang ia beli kemarin di mall. 

(Daisy Outfit) 

Untuk Daus dan Handy mereka juga memakai sepatu hitam dan juga masing-masing menutupi seragamnya dengan menggunakan jaket. 

(Daus Outfit) 

(Handy Outfit) 

~.~.~.~.~.~

Drrtt.. drtt.. 

"Iya bos?" 

"Bagaimana mereka?" 

"Saya akan segera urus bos, sekarang nona dan teman-teman sudah ada di sini." 

"Baik tetap awasi pergerakan mereka, jangan sampai mereka terluka, bahkan jika ada 1 bekas sengatan nyamuk pada mereka, pasti kau tau apa yang biasa aku hancurkan?" Ancam Aguswara tegas. 

"Ba–baik bos." 

Klik.

~.~.~.~.~.~

"Kalian ber-empat ikut saya keruangan bk." Ajak laki-laki yang tidak terlalu tua itu. 

Lyona menatapnya lekat, laki-laki itu memakai masker dan topi dan kaca mata hitam, dalam benak Lyona sepertinya pernah melihat dia sebelumnya, tubuhnya aromanya bahkan suaranya sangat dikenal oleh Lyona, namun saat itu Lyona masih belum menyadari bahwa yang ada di benaknya adalah benar. 

Lyona dan teman-teman mengikuti guru laki-laki itu, ya sepertinya memang dia seorang guru.

"Duduk dulu, biar Bapak panggilkan guru bk." 

Tanpa pikir panjang mereka ber-empat pun duduk dengan bisu tak ada percakapan hanya sebuah pandangan yang sibuk menyisiri lokasi sekolahan ini. 

"Aneh?" Suara Lyona lirih menghamburkan pandangan kepada teman-temannya yang sibuk menolah-noleh dengan kening yang terkerut. 

"Kenapa kita pilih sekolahan ini?" Tanya Daisy lugu. 

Lyona menoleh dingin pada Daisy lalu dia duduk tegak menatap mata Daisy lekat.

"Kalo saja aku bisa memilih, aku bahkan ga akan mau sekolah." Ucap Lyona dingin yang langsung membuat Daisy tersentak, walau ucapan itu muncul dengan wajah tanpa ekspresi tapi Daisy tau kalau dia telah salah bertanya. 

Akhirnya setelah lama guru bk pun masuk. 

"Hallo selamat pagi!" 

Mereka ber-empat bangkit dari duduk dan menyambut guru bk itu dengan senyum kaku. 

"Perkenalkan nama saya Bu Risa, disini saya selaku guru bk kalian, udah ayo duduk lagi." Mereka menurut lalu duduk kembali. 

"Disekolah nanti kalian akan masuk di kelas yang berbeda sesuai kesepakatan saya kemarin dengan masing-masing orang tua kalian bahwa, Lyona Aguswara, dan Daisy Danila akan masuk di kelas 11 MIpa 2, sedang Firdaun An..?" Tanya guru itu mengernyitkan kening dan menatap bingung Daus. 

"Andara." Jawab Daus singkat. 

"Ya Dirdaus Andara." Lyona hanya memilin senyum kecil dengan memutar bola mata jengah mendengar kecelakaan penyebutan nama adik sepupunya. 

"Firdaus Bu. Firdaus Andara." Tegas Daus pada guru bk itu. 

"Oh iya itu dan juga Handy Reihan. Kalian berdua masuk di kelas 11 Ips 2. Mengerti?"

"Iya." Jawab mereka kompak. 

"Okeh untuk buku-buku yang akan kalian pakai nanti ibu akan berikan di jam istirahat, sekarang kalian tidak perlu belajar dulu, cukup ikuti pembelajaran dan diam menyimak dulu, besok baru mulai belajar." Tegas guru itu sabil berkutat dengan berkas pemindahan mereka ber-empat. 

"Permisi." Ucap guru itu lembut dan masuk kedalam ruang bk. 

"Ah Pak William, ini ada murid baru tolong di bawa ke kelas." 

"Baik bu, mari anak-anak." 

"Untuk Firdaus dan Handy kalian nanti bareng sama saya." 

Mereka ber-empat masih sibuk memandangi Willian yang juga menatap mereka, hanya Lyona yang tidak menatap William dan memilih untuk bermain dengan kuku-kukunya. 

"Kalian dengar saya?" Tanya guru bk itu pada mereka. 

"Iy-iya Bu." Jawab mereka kompak kecuali Lyona. 

"Mari anak-anak." Ajaknya Pak William pada Lyona dan juga Daisy. 

~.~.~.~.~.~

"Jangan liat aku gitu Ms. Danila." Ucap William pada Daisy yang sibuk menatapnya lekat dan tajam. 

"Kok–" 

"Jangan dibahas sekarang!" Jawab Willian cepat saat mengetahui bahwa Daisy akan segara membuka mulut dan memberikan banyak sekali pertanyaan yang bertubi-tubi dan itu akan membuat Willian jengah.

"Ini kelasnya ayo masuk." Jawabnya

Saat ketika dia memasuki ruangan semua tertuju pada Lyona dan Daisy para lelaki itu menatap Lyona dan Daisy bergantian. Lyona memang tampak cantik dan imut, dengan wajah tanpa riasan rambut digerai dengan gelombang curly yang tak begitu padat namun masih terlihat elegant di wajahnya, bibir yang merona dan wajah yang putih dan mulus terlihat lebih hangat ketimbang dengan Daisy yang sedikit linglung namun dia juga gadis yang imut menggunakan sedikit riasan namun tak tampak berlebihan, bibir yang tipis dan mungil ditambah dengan sebuah dimple di pipi kirinya menambah keimutan gadis kecil itu. 

"Pagi anak-anak, ini bapak bawa bidadari jatuh tadi nyangkut di ketiak sekalian bapak bawa kesini deh. Haha." Tawa William sedikit pecah disusul dengan protes para siswa lelaki disana. 

"Masa bidadari cantik gini nyangkut di kelek Bapak yang item." Jawab remaja itu lantang membuat seisi kelas tertawa renyah diikuti dengan Lyona dan Daisy yang tertunduk lalu menatap William bersamaan. 

"Sudah-sudah, ini murid baru, silakan perkenalkan diri kalian." 

"Hai semuanya.." Sapa Lyona

"Hai cantik." Jawab sekelas serempak nope! hanya para lelaki yang menjawab. 

"Perkenalkan nama aku Lyona Aguswara, pindahan dari SMA Garuda." 

"Aku Daisy Danila, pindahan dari SMA Garuda juga." 

"Wah gw baru tau anak garuda ternyata cakep-cakep." 

"Yoi sekarang kita bisa liat yang seger-seger anjir." 

"Jadi makin semangat sekolah." 

Riuh mereka bagai burung yang sedang kelaparan, Lyona cukup malas meladeni mereka, ia hanya diam dan memberi senyum palsu yang mungkin mereka semua pikir bahwa itu senyum tulus dari Lyona. 

"Lyona dan Daisy boleh duduk di bangku yang kosong disana." 

"Sini-sini cantik." 

Lyona dan Daisy duduk di bangku yang sama mereka menempati bangku deret tengah, kedua dari depan, Lyona sebenarnya malas untuk duduk di depan dia ingin pindah ke belakang, namun semua bangku sudah penuh, dan dia juga tidak bisa memilih tempat duduknya. 

(Ruang Kelas) 

~.~.~.~.~.~

"Perkenalkan diri kalian." Suruh guru bk itu pada Daus dan Handy. 

"Hai, kenalin aku Handy. Hmm pindahan SMA Garuda." 

"Aku Firdaus, pindahan SMA Garuda." 

Berbeda dengan kelas Daisy dan Lyona di kepas ini malah yang sangat bersemangat adalah para siswi putri, mereka ricuh tak kala Handy dan Dayus memutuskan untuk duduk di belakang bersama para lelaki, padahal di depan ada bangku kosong. 

"Okeh anak-anak buka buku bimbingan konseling hal 56 bab 5." 

Pembelajaran dimulai tak terasa hingga akhirnya terlewat jam pertama dan juga jam kedua begitu seterusnya hingga bel istirahat berbunyi. 

~.~.~.~.~.~








Komentar

Postingan Populer