Hi! 18!

Hi, 18! 

Huhh, sepertinya perbincangan kali ini cukup tidak menarik. Tidak ada titik tumpu yang bisa menarik kalian untuk masuk ke dalam 'sini' aku benar kan? Tapi untuk kalian yang sudah melihat ini, sepertinya juga aku yakin kalian sedang bosan, haha, ketebak sekali. 

Ya hari ini adalah my eighteen, terlihat sangat biasa saja, tidak ada yang menarik, tidak ada yang bisa di banggakan dari bertambah nya usiaku, aku juga tidak semakin baik di tahun kemarin, perubahannya turun drastis malah, walau doa-doa yang di panjatan juga cukup banyak, tidak! Aku bukannya tidak senang mendapat kan anugrah untuk hidup di tahun ke delapan belas ini, hanya saja, tidak ada rasa yang bersahabat dengan ku kali ini. 

Tidak senang juga tidak sedih, tidak bersuka juga tidak berduka, semuanya terasa netral, tidak banyak yang di ingin kan dari tahun ini, tidak berharap mendapat banyak ucapan yang mungkin hanya sekedar omong kosong. Yah, doa yang terpanjat kan oleh mereka hanya sebuah postingan foto seolah mencerminkan bahwa mereka sangat bahagia atas hari yang mereka anggap sebagai hari 'istimewaku' aku tau itu hanya omong kosong, katakanlah aku tidak menghargai mereka, tapi memang begitu kan nyatanya? Hanya ingin terlihat seperti 'peduli' iyakan?

Di tahun lalu aku sudah mengerti bahwa dewasa bukan hanya sekedar mengerti kondisi orang lain, mengerti bagaimana cara menyikapi orang lain, mengerti bahwa dewasa bukan hanya sebuah kata yang berembel-embel untuk membentuk diri seperti yang di inginkan orang lain. Dewasa itu untuk mengerti bagaimana kita harus menerima banyak perlakuan dari orang lain, baik dan buruk, harus bisa diterima dengan matang, entah ingin masuk ke hati atau otak, terserah! Asal semuanya sudah bisa di kendalikan dengan sikap normal. 

"Tidak usah di ambil hati, Nak! Mereka nggak tau apa yang kamu rasain, makanya mereka mengatai mu seperti itu." Kata Ayah begitu, "Tapi Yah, kalo aku terus-terusan diem, mereka akan semakin ga ngerti apa yang sebenernya pengen banget mereka ngerti!" Jawab ku gitu, tapi Ayah nggak gentar, dia menjawab lagi, "Kalo kamu udah kasih ngerti pun, ga akan ada yang jamin kalo mereka bakal percaya." Tukasnya, aku hanya diam sedikit memutar otak ke arah barat, lalu kembali menjawab, "Percaya nggak percaya nya mereka bukan urusanku, yang penting aku sudah bilang kalo aku nggak 'begitu' Yah" Aku suka perdebatan ini, Ayah nggak mau kalah dia menjawab ku lagi, "Nah itu, jadikan apa bedanya? Kamu jelasin atau enggak, ga akan ubah mindset mereka untuk nggak gunjingin kamu. Mereka punya banyak cara untuk buat kamu jadi 'rendah' mereka punya banyak cara untuk membuat anak mereka jauh lebih 'tinggi' di atasmu," Aku menatap Ayah, masih dengan tatapan bingung, dia berhenti sejenak meminum kopinya yang sudah dingin, lalu kembali berucap, "Jadi, diam saja, tampar mulut mereka dengan KETERBISAAN nya kamu memberi hidupmu sendiri sebuah kebahagiaan, buat mereka seperti tidak di pedulikan, olehmu Nak, sekedar menghiraukan saja nggak akan cukup untuk buat kamu jadi tenang, satu-satunya cara untuk tenang, yaitu kamu harus BERBAHAGIA." 

Telak, aku kalah dalam perdebatan kala itu, ya Ayah benar, tapi aku juga tidak sepenuhnya salah kan? Apa aku salah kalo aku ingin membela diriku sendiri? Tidak kan? Sepertinya tidak, iya aku salah, aku tau dan aku mengakui itu. Semuanya menjadi sangat rumit sekarang, perdebatan singkat antara Ayah dan Anak itu membuatku sedikit sadar bahwa, menghiraukan seseorang tidak selalu bisa membuat kita tenang, kalau ketidakpedulian ku dianggap sebagai aku memang seperti yang mereka tuduhkan, maka kali ini aku akan terima, toh nyatanya nggak begitu kan? Aku hanya ingin mencari bahagiaku di balik kata tenang itu. 

Di hari ini, kalau kalian sempat membaca seuntai bait per bait, kata per kata, kalimat per kalimat ini, aku bukannya tidak senang mendapat perhatian kalian, mendapat semua ucapan yang sudah kalian rangkai dengan begitu indahnya, tidak! Aku sangat menyukainya, hanya saja aku akan lebih menghargai kalau kalian ingin masuk ke dalam room chat ku, atau sekedar menelfon ku dan memberi sedikit ucapan saja, itu akan lebih berkesan untukku. Aku tau, aku tau! Ya aku tau, mungkin aku tidak akan bisa membalas itu, tapi itu hanya kemungkinan, tidak ada yang bisa menjamin masa depan bukan? Iya kali ah. 

Hah sekarang masuk ke laman harapan, tidak, lagi-lagi aku tidak berharap banyak, hanya ingin berkumpul sejenak dengan teman-teman dekatku, tidak usah banyak-banyak cukup dengan yang sering sekali mampir setiap tahunnya untuk sekedar datang dan merayakan hari yang mereka anggap sebagai hari 'istimewaku' ini, itu lebih dari cukup, melihat mereka mampir dan duduk bersamaku, tidak membahas soal hari ini, tapi membahas soal kehidupan yang sudah dilewati tanpa henti, bercerita tentang masa lalu, atau hanya bercanda ria? Ya, apapun percakapannya aku akan dengan senang hati mendengarkan. 

Sekarang sudah sampai di akhir kata, aku masih tidak yakin apakah ini akan dibaca oleh orang lain atau hanya dibaca olehku dan para prajurit-prajurit ku saja nantinya, yang jelas, aku menulis ini tepat di hari di mana aku merasa bahwa esok akan menjadi hari yang biasa saja, itu hanya tanggal kan? Lalu apa istimewanya? Tidak, aku tidak lahir kembali, aku hanya merayakan hari kelahiran ku, hari dimana aku pun nggak tau kalo aku udah terlahir di dunia, kan bisa saja sih tanggal lahir ku ke tuker gitu? Sama anak orang lain maybe? Atau jangan-jangan aku yang ke tuker? Kan bisa saja sih, tiba-tiba di ulangtahun ku besok ada orang kaya raya datang ke rumah ku, lalu memberi tau kalo aku anaknya, wahhhh sangat tidak logis, maap deh kadang otakku suka banget ngeluyur. Dah sekian terimakasih teman-teman. Terimakasih, terimakasih, terimakasih, dan terimakasih lagi, untuk yang sudah susah payah membaca tulisan ku yang tidak jelas arah dan tujuannya kemana. Hehe. Bye everyone!

Komentar

Postingan Populer