Kamu dengar nggak, rinduku?

Kemarin aku melihat mu, disebuah kedai kopi dekat sekolah, sekolah yang menjadi awal sekaligus akhir dari semua kisah kita. Aku rasa kamu masih memikirkan tentang dia, seseorang yang sama, seseorang yang telah membuat kita menjadi asing. 


Maaf yah kalau aku payah, maaf kalau aku terlalu takut membuatmu terluka, maaf kalau akhirnya aku harus mengalah, maaf kalau aku memilih untuk pergi, pergi dari datang yang nggak pernah kamu ketahui. Feer. Masih ingat panggilan itu? senang kalau kamu masih mengingatnya, tapi kalo engga ingat juga nggak papa, memang pada dasarnya nggak ada yang harus diingat dariku, yakan? 


Feer, aku mau sedikit bercerita, tentang hari ini, hari disaat waktu mempertemukan kita kembali, ya walaupun hanya aku yang bertemu kamu, tapi seenggaknya waktu sedikit baik kepadaku, ia tetap mengizinkan aku untuk melihat wajah itu lagi, wajah yang telah lama aku impi-impikan, wajah yang tetap ada di dalam hati, wajah yang walaupun nggak terlihat saat aku membuka mata, tapi akan selalu terlihat saat mataku mulai tertutup. Aku cukup senang Feer. Aku sengaja tidak menemuimu, karna aku tau kamu nggak akan ingat sama aku, aku tau saat aku berada di depanmu maka aku yang akan terluka dengan tatapan itu, tatapan yang nggak pernah mau tau soal diriku yang masih dan tetap mengharapkan kehadiranmu. 


Sudahkah kamu senang? sudahkah merasa bahwa dunia adil? sudahkah kamu mendengar bahwa dunia sangat menyukaimu? sudahkah melihat bahwa dunia juga sangat peduli terhadapmu? Feer. Aku rindu, aku rindu usapan tangan yang mendarat di kepalaku, aku rindu pemberian obat disaat maag ku kambuh, aku rindu topi upacara yang selalu kamu pinjam dan nggak kamu kembalikan karna kamu tau kalau aku ceroboh, kamu tau kalau aku nggak akan menyimpan topi itu dengan benar, kamu tau kalau aku akan mendapat masalah di hari senin tanpa adanya topi itu, kamu tau kalau aku akan sangat ingat bahwa topiku ada di kamu, kamu tau kalau aku akan menghampirimu dipagi hari dengan wajah panik dan menanyakan soal topi itu, kamu tau kalau aku akan sangat-sangat gelisah saat kamu bercanda bahwa topinya telah hilang. 


Feer kamu dengar nggak? Soal rinduku. Soal rindu yang nggak akan pernah bisa sampai ke pemiliknya, soal rindu yang akan tetap berada disini dan mengusikku setiap saat, soal rindu yang nggak mau berpindah ke orang lain, soal rindu yang nggak bisa aku kendalikan untuk diam, soal rindu yang selalu membuatku ingat bahwa dulu aku adalah milikmu, rindu yang sama Feer, rindu yang nggak akan pernah berubah. Kamu dengar?


***


Btw lagi malam takbir nich, jadi kalian know lah maksud ku yekan? tapi kayaknya ada yang baca pas udah lebaran deh, jadi gapapa deh sekalian aku tulis disini aja yah. Pokoknya kalian udah aku maapin, tanpa kalian minta maaf, jadi kalo aku ga minta maaf harusnya kalian bisa dong maafin aku juga, yekann? bisalah hehe, wuff u ol. Sengaja di caps lock biar KEBACA!

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer